Indonesian Moslem Student Movement
   
  Komisariat Bakti Negara
  Hedonisme Mahasiswa
 

HEDONISME MAHASISWA..

Oleh : M. Ali Maliki

Kasus Ruvita, gadis belia berumur 13 tahun mengingatkan kita kepada faham Hedonisme. Sang anak yang notabene adalah bintang iklan ini, agaknya sudah terjangkiti faham hedonisme, layaknya artis-artis ternama, yang terbiasa dengan kehidupan glamour, mewah dan serba ada, yang menganggap harta adlh sgalanya, dimana sang anak yang masih berumur 13 tahun meninggalkan rumahnya yang kumuh, meninggalkan ibunya yang belum mampu memberikan apa yang dia inginkan, untuk mencari orang tua angkat yang menurutnya bisa memberinya kebahagaian yang ia inginkan.

Belum lagi tragedi di tugu tani yang menyebabkan korban jiwa hingga sembilan orang, dimana sang pelaku di duga dalam keadaan mabuk,  ini membuka mata kita betapa Hedonisme telah menjangkiti kaum muda bsnagsa Indonesia. Dugem, Narkoba, Sex Bebas, dan semua hal yang menjanjikan kesenangan sesaat merupakan wujud nyata dari hedonisme. Tidak hanya di kota besar, bahkan di daerah pun sudah mulai menjalar perilaku hedonisme, bahkan di daerah yang terkenal dengan teh poci-nya, Kab. Tegal ini.

Hedonisme telah mempengaruhi kehidupan Bangsa Indonesia, Hedonisme mengajarkan kepada penganutnya pola hidup ber megah-megahan, mencari kesenangn sesaat, yang ada di fikiran mereka hanya bagaimana carranya agar mereka bisa senang dan bersenang-senang.

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.

Hedonisme Mahasiswa menjadi virus yang sangat menakutkan bagi perguruan tinggi yang ada di Indonesia ini. Karena Hedonisme mengajarkan kesenangan – kesenangan yang bersifat sementara, Budaya hedonis ini sangat berbahaya kalau sampai mengarah pada pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.

Minimnya gerakan mahasiswa yang menyuarakan perubahan, yang kritis dengan persoalan-persoalan bangsa tidak terlepaskan dari pengaruh paham Hedonisme yang telah meracuni pola fikir Mahasiswa saat ini. Bagaimana tidak, mereka lebih akrab dengan kebiasaan ngumpul bareng, nongkrong di cafe, jala – jalan, daripada bersahabat dengan budaya diskusi untuk membicarakn ketimpangan sosial ysng terjadi di sekitar atau membicarakan dan mencari solusi terhadap permasalahan bangsa.

Hedonisme mengikis daya kritis mahasiswa terhadap kebijakan – kebijakan pemerintah, tidak peduli lagi dengan persoalan – persoalan bangsa. Menurut mereka perilaku mengkritik, memecahkan persoalan bangsa adalah kegiatan yang sia-sia dan tak ada gunanya.

Mahasiwa yang “katanya” agent social of change sudah tidak peduli lagi dengan keadaan sosial di sekitarnya, mahasiswa yang “katanya” agent of control sudah tidak perduli lagi dengan apa yang terjadi di masyarakat, tak pedduli lagi dengan kebijakan – kebijakan yang terkadang tidak memihak kepada rakayat, tak peduli lagi dengan korupsi yang terjadi di hampir semua lini pemerinatahan, tidak peduli lagi dengan kondisi bangsa ini. Masih segar di benak kita, tragedi tawuran antar mahasiswa di makassar dan di beberapa kota lainnya, kaum intelektual yang seahrusnya mempunyai daya nalar yang tinggi dan mampu untuk memecahkan permasalahan denga cara yang lebih etis, dengan cara musyawarah, diskusi atau apalah yang menunjukkan intelektualitasnya, mereka malah menjadikan otot sebagai modal utama dalam proses penyelesaian masalah.

PMII sebagai wadah perjuangan pergerakan mahasiswa diharapkan dapat menjadi garda terdepan untuk membendung faham Hedonisme yang semakin mengikis daya kritis mahasiswa. Sebagai organisasi pengkaderan, PMII diharapkan mampu mencetak kader-kader warga pergerakan yang memiliki daya Kritis yang tinggi terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah, terhadap ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.

Mahasiswa sebagai generasi calon penerus bangsa tentu sedikit banyak sangat di harapkan mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, lalu apa yang dapat diberikan oleh seorang mahasiswa apabila ia pun masih belum menyadari apa yang dilakukannya sehari-hari adalah salah satu permasalahan yang harus di tangani.

Mari kita introspeksi diri terhadap apa yang kita lakukan saat ini, apakah kita termasuk penganut faham hedonisme???

 
  Today, there have been 9 visitors (20 hits) on this page!  
 
aq
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free